Jumat, 29 Oktober 2010

Manusia terbaik disisi Allah

Allah SWT telah menciptakan sesuatu yang ada di bumi ini agar dapat memberi manfaat satu sama lain. Baik binatang dan tumbuh – tumbuhan semua diciptakan pasti ada tujuannya. Begitupun tujuan diciptakannya manusia oleh Allah Azza wajalla pasti ada maksud dan tujuannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al – Qur’an Surat Adz – Dzaariyaat ayat 56 yang artinya “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Maka jelaslah tujuan kita hidup di dunia ini yaitu untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan selalu berbuat ihsan. Manusia sebagai makhluk yang diberi akal agar dapat berfikir tentang apa yang ada disekitarnya. Hal ini bertujuan agar manusia juga tahu tentang manfaat lingkungan sekitarnya. Air, udara, dan segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini adalah untuk kelangsungan hidup manusia.
Manusia juga mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Kelebihan itu diberikan secara khusus oleh Allah SWT kepada manusia. Allah berfirman yang artinya “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Q.S. At – Tiin : 4). Oleh karenanya kita harus bersyukur dan tahu diri karena kita adalah sebaik – baik makhluk Allah. Dengan cara apa kita bersyukur ? jawabannya adalah seperti diatas yaitu kita tingkatkan hubungan vertikal kepada Dzat yang Maha Bijaksana dengan cara meningkatkan nilai ibadah baik mahdzoh atau ghairu mahdzoh.  Selain itu juga kita harus memperbaiki hubungan kita kepada manusia (hablu minannas) baik yang kita kenal maupun tidak kita kenal. Akan tetapi, kita harus mulai dari diri sendiri sebagaimana dalam pepatah arab yang artinya “ Perbaikilah dirimu niscaya orang akan baik kepadamu “. Kita dituntut untuk seberapa besar kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Jika kita merujuk dalam dinnul Islam, maka kita menemukan suatu system yang indah yang tidak ada dalam agama lain.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya “ Sebaik – baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya,”. Kita tidak sadar bahwasanya ada saudara kita yang membutuhkan bantuan dan pertolongan serta uluran tangan dari saudaranya yang memiliki kelebihan dan berkecukupan. Sebagai contoh beberapa tahun yang lalu saudara kita se- aqidah yang ada di bumi Aceh terkena musibah Tsunami yang menelan begitu banyak korban jiwa dan juga banyak masyarakat yang trauma serta tinggal di tenda – tenda pengungsian. Belum lagi banjir yang melanda hampir seluruh negeri, tanah longsor, kebakaran hutan, dan masih banyak lagi peringatan Allah kepada hamba – Nya yang lalai. Dari peristiwa – peristiwa disekitar kita harusnya dapat menjadi pelajaran dan kita ambil I’tibar dari semua yang terjadi. Sebagai seorang mukmin kita harus menolong dan meringankan kesusahan saudaranya. Dengan kesadaran hati diiringi dengan keikhlasan kita berikan bantuan sebesar dan sekuat mungkin sesuai dengan kemampuan yang Allah anugrahkan kepada kita.
InsyaAllah dengan bekal ruhiyyah dan jasadiyyah yang ada pada seorang hamba yang didampingi dengan sikap Ihsan, maka niscaya hidup ini menjadi bermakna dan indah dengan sikap saling tolong – menolong hanya untuk menegakkan dinnul Islam. Perjalanan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mengumpulkan bekal yang akan kita bawa kelak di akhirat. Oleh karenanya, perlu persiapan yang matang yang dimulai dengan hal yang mudah tapi begitu besar dampaknya yaitu bagaimana kita dapat memberi manfaat terhadap orang lain. Kita lihat Rasulullah SAW bagaimana beliau peduli terhadap orang lain baik kalangan sahabat, kawan, maupun lawan. Dengan sikap beliau seperti itu maka Islam dapat diterima dan mendapatkan kejayaan serta menjadi agama yang benar – benar rahmatal lil ‘alamaiin.   Wallahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar